BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah media dalam mendidik dan
mengembangkan peotensi-potensi kemanusiaan yang primordial. Pendidikan
sejatinya adalah gerbang untuk mengantar umat manusia menuju peradaban yang
lebih tinggi dan humanis dengan berlandaskan pada keselarasan hubungan manusia,
lingkungan, dan sang pencipta. Pendidikan adalah sebuah ranah yang didalamnya
melibatkan dialektika interpersonal dalam mengisi ruang-ruang kehidupan; sebuah
ranah yang menjadi pelita bagi perjalanan umat manusia, masa lalu, masa kini,
dan masa akan datang.
Pendidikan dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang
tepat untuk mengantarkan kegiatan pendidikan kearahtujuan yang dicita-citakan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya kurikulum pendidikan islam, ia tidak berarti
apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik.
B. Batasan
Masalah
Adapun batasan Masalah dalam karya tulis ini adalah:
1. Pengertian dan ruang lingkup
filsafat pendidikan
2.
Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan
3.
Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan
4.
Fungsi
Dan Peran Lembaga Pendidikan
5.
Sistem
Pendidikan Nasional
6.
Demokrasi
Pendidikan
C. Tujuan
Yang Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah
1. Sebagai salah satu tugas Presentasi Mata Pelajaran Dasar-dasar
Pendidikan semester II Prodi PGMI
D. Metode
Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik
study kepustakaan, yaitu pengetahuan yang bersumber dari media tulis berupa
buku yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam Karya
tulis ini.
E.
Sistimatika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama,
yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian kesatu adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun
memeparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan
permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar
belakang masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini
penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan
yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
1.
Pengertian
Filsafat
Kata
Filsafat berasal dari bahasa Inggris dan Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Inggris
yaitu Philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani Philein atau Philos dan sofein
atau sophi. Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahsa Arab,
yaitu Falsafah, yang artinya al-hikmah. Philos artinya cinta, sedangkan Sophia,
artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan kebijaksanaan
atau al-hikamah. Orang yang mencintai atau encari kebijaksanaan atau kebenaran
disebut dengan filsuf. Mencari kebenaran dengan pendekatan Filosofis yang
radikal dan kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya yang
dilakukan secara mendalam.
Berikut
beberapa definisi mengenai Filsafat :
a.
Filsafat
adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat dan sumber
kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional dan spekulatif. Alat yang
digunakan untuk mencari kebenaran adalah akal yang merupakan sumber utama dalam
berfikir. Dengan demikian, kebenaran filosofis adalah kebenaran berfikir yang
rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, dan universal.
b.
Filsafat
adalah pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu atau sarwa
sekalian alam. Artinya, materi pembicaraan filsafat adalah segala hal yang menyangkut
keseluruhan yang bersifat universal. Dengan demikian, pencarian kebenaran
filosofis tidak pernah berujung dengan kepuasan dan tidak mengenal pemutlakan
kebanaran. Bahkan untuk suatu yang sudah dianggap benar pun, kebenarannya masih
diragukan. Dikatakan tidak mengenal kata puas karena kebenaran akan mengikuti
situasi dan kondisi alam pikiran manusia yang hasu dengan pengetahuan.
c.
Filsafat
adalah pengembaraan alam piker manusia yang tidak mengenal kenyang dengan ilmu
pengahuan dan kebenaran yang hakiki
d.
Filsafat
adalah pencarian kebenaran dengan cara berfikir sistematis yang dilakukan
secara teratur mengikuti Sistem yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah
diikuti. Berfikir sistematis senantiasa mengikuti aturan logika yang benar
normatif, artinya cara berfikir yang mengikuti premis-premis tertentu.
e.
Pengertian
formal dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap dijunjung tinggi. Suatu sikap falsafi yang benar adalah
sikap yang kritis dan mencari kebenaran tanpa batas.
f.
Filsafat
adalah seni kritik dengan tidak membatasi diri pada destruksi pemikiran tentang
kebenaran, Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa kritis dalam filsafat adalah
kritis dalam arti bahwa filsafat tidak pernah merasa puas diri, artinya tidak
pernah menganggap sesuatu telah selesai.
g.
Filsafat
adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan
(realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional atas keseluruhan realitas
untuk mencapai haikat (kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan)
h.
Al-Kindi
(801-873 M) menyebutkan bahwa filsafat adalah kegiatan manusia tingkat
tertinggi yang merupkan pengetahuan yang benar mengenai hakikat segala yang ada
bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah pengetahuan kebenaran
pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran.
i.
Filsafat
adalah pencarian kebenran tanpa mengenal batas dengan menggunakan rasio secara
sistematis dan radikal yang diawali keraguan atas segala sesuatu.
j.
Objek
material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada yang
dipikirkan secara kontemplatif pada problematika yang tidak dapat dijangkau
oleh pendekatan empiris dan observatif yang biasa berada dalam sains.
Segala Sesuatu yang ada adalah yang keberadaannya pasti, artinya
ada dengan sendirinya dan keberadaannya tidak disebabkan oleh kemungkinan lain
yang disebut wajib ada. Ada yang wajib ada, keberadaannya tidak disebabkan oleh
keberadaan lain. Adapun yang mungkin ada, keberadaannya bergantung pada
berbagai kemungkinan.
Pada dasarnya realitas terdiri atas dua hal yaitu :
a.
Kenyataan
yang disepakati (agreement reality),
yaitu segala sesuatu yang dianggap nyata karena itu kita mengatakan sebagai
kenyataan
b.
Kenyataan
yang didasarkan pada pengalaman (experimental reality), yaitu pengalaman
manusia.
Berdasakan dua realita tersebut, pengetahuan dibagi menjadi 2
yaitu :
a.
Pengetahuan
yangdiperoleh melalui persetujuan
b.
Pengetahuan
yang diperoleh melalui pengetahuan langsung atau observasi
Manfaat
Filsafat dalam kehidupan adalah :
a.
Dasar
dalam bertindak
b.
Dasar
dalam mengambil keputusan
c.
Mengurangi
salah paham dan konflik
d.
Bersiap
siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
e.
Mendalami
konsep yang sudah baku dengan melihat substansinya
f.
Merumuskan
teori atau kerangka pemikiran
g.
Membangun
paham-paham yang mengideologis
h.
Membangun
sikap saling menghargai pendapat satu sama lain dan tidak truth claim
i.
Mengembangkan
pemahaman berbagai persoalan
Perbedaan
filsafat dengan Ilmu adalah :
a.
Ilmu
tertentu menyelidiki bidang-bidang yang terbatas sedangkan filsafat mencoba
melayani seluruh manusia dan lebih bersifat inklusif
b.
Ilmu
lebih analitik dan desskriptif, sedangkan filsafat lebih sintetik dan sinoptik
c.
Ilmu
menganalisis seluruh unsur yang menjadi bagian-bagiannya sedangkan filsafat
berusaha untuk mengembangkan benda-benda dalam sintesis yang interpretative
d.
Ilmu
berusaha untuk menghilangkan faktor-faktor pribadi sedangkan filsafat lebih
mementingkan personalitas, nilai-nilai dan pengalaman
e.
Ilmu
lebih menekankan kebenaran logis dan obyektif sedangkan filsafat bersifat
radikal dan subjektif.
2.
Pengertian
Filsafat Pendidikan
a.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi pelaksanaan pendidikan
yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, hasil dan hakikat ilmu pendidikan
yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya
b.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara komprehensif
dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi dan tujuan
pendidikan
c.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori-teori
pendidikan
d.
Filsafat
pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses pembelajaran
dikelas dan diluar kelas
e.
Filsafat
pendidikan mengkaji strategi pembelajaran Alternatif
3.
Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan
a.
Pendidik
Para pendidik adalah guru orang tua,
tokoh masyarakat dan siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa
saja dapat menjadi pendidik dan melakukan upaya untuk mendidik secara formal
maupun nonformal. Para pendidik haruslah orang yang patut diteladani. Orang
yang membina, mengarahkan dan menuntun dan mengembangkan minat serta bakat anak
didik, agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Para pendidik adalah subjek
yang melaksanakan pendidikan.
b.
Murid
atau Anak didik
Anak didik secara filosofis merupakan
objek para pendidik Dalam melakukan tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji
dari beberapa segi, seperti usia, kondisi ekonomi, minat dan bakat, serta
tingkat intelegensinya. Anak didik merupakan subjek pendidikan, yaitu yaitu
orang yang menjalankan dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh
pendidik. Agar pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya, jalan
pendidikan yang ditempuh harus sesuai dengan perkembangan anak didik.
c.
Materi
Pendidikan
Materi pendidikan yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman
belajar yang disusun sedemikian rupa (dengan susunannya yang lazim dan logis)
untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
d.
Perbuatan
mendidik
Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan,
dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak
didiknya yang disebut dengan tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman
anak didik tentang kehidupan, mendalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan
manfaatnya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan hidup.
e.
Evaluasi
dan tujuan pendidikan
Evaluasi yaitu siste penilaian yang diterapkan kepada anak
didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi
sangat bergantung pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yang
kreatif, cerdas, beriman, dan takwa, Sistem evaluasi yang dioperasionalkan
harus mengarah pada tujuan yang dimaksudkan.
f.
Alat-alat
Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan
Alat dan lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan.
Tujuan dipelajari
filsafat pendidikan, yaitu menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa.
Adapun kegunaan filsafat pendidikan yaitu :
a.
Menambah
wawasan keilmuan yang berkaitan eksistensi Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya kepada
anak didik.
b.
Menguatkan
iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang ajaran-ajaran agama yang
menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber pengetahuan.
c.
Memperluas
penafsiran dan memperdalam pemaknaan berbagai hal yang menyangkut ilmu
pengetahuan
d.
Meyakinkan
anak didik bahwa norma-norma kependidikan ditujukan untuk kemaslahatan
e.
Memberikan
ketarampilan hidup yang fungsional
f.
Mencerdaskan
anak didik
g.
Membentuk
akhlak yang mulia
h.
Membentuk
manusia yang memiliki kepedulian sosial, menegakan amar ma’ruf nahi munkar
i.
Mengembangkan
lembaga pendiikan
j.
Mengkaji
dan merumuskan teori yang berkaitan dengan pendidikan
k.
Mengkaji
4.
Dorongan
Sejarah Filsafat Yunani terhadap Filsafat Pendidikan
Sejarah
perkembangan filsafat pada umumnya dimulai dimulai dari mitologi yang
berkembang di masyarakat Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dengan jati
dirinya yang asli sebagai filsafat, mitos merupakan filsafat itu sendiri yang
menurut penciptanya sama sekali bukan mitps melainkan cara berfikir empiris,
logis, dan realistis.
Salah
satu bangsa yang cerdas dalam menyampaikan pesan-pesan filosofis melalui
berbagai mitos adalah Yunani Kuno. Mitos diungkapkan melalui berbagai
pendekatan, misalnya puisi, cerita rakyat, sastra, karya pahatan,
bangunan-bangunan bersejarah yang melegenda. Mitos adalah pencerahan masyarakat
yang hidup pada masa lalu dalam menemukan jawaban-jawaban atas masalah yang
disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Kemarahan alam dengan berbagai
peristiwa yang membingungkan masyarakat, seperti gunung meletus, bencana
banjir, dan sebagainya yang menewaskan ribuan manusia. Karena belum tersentuh
oleh pengetahuan dan penemuan ilmiah hanya dapat di jawab oleh Sistem berfikir
masyarakat yang kemudian disebut dengan mitos.
Yunani
memiliki kesusastraan yang sangat tinggi mulai personifikasi dan legenda,
dongeng-dongeng, dan teka teki kehidupan. Karya puitis Homerus yang berjudul
Illias da Oddeysea menduduki tempat yang istimewa dalam kesusastraan Yunani dan
dapat disebut sebagai kesusastraan didunia. Peranan kesusastraan yang dibuat
Homerus bahkan dapat diibaratkan seperti wayang dipulau Jawa yang mempunyai
pengaruh luar biasa dalam pendidikan masyarakat. Sampai sekarang, cerita-cerita
yang dikembangkan dalam dongeng-dongeng tersebut masih memengaruhi seni dan
peradaban yang diidamkan oleh sebuah negeri besar dan maju, seperti Jerman
dengan konsep Nazi-nya dan Amerika Serikat dengan ambisi sebagai polisi
dunianya. Secara tidak disadari, keinginan dua negeri ini, didasari oleh sebuah
impian Homerus yang menginginkan Negara kota (polis) untuk dipimpin oleh sebuah
garda beradab.
Cecep
Sumarna menjelaskan, secara geografis, Yunani berdekatan dengan daerah Timur
Kuno (Cina) dan babylonia (Mesir). Didaerah-daerah tersebut, ilmu pengetahuan
sudah berkembang meskipun masih terbatas diwilayah tempat pusat perkembangan
peradaban daerah tersebut. Persentuhan ilmu yang diadopsi dari Timur Kuno dan
Mesir yang sudah kaya dan maju dengan ilmu pengetahuan, kemudian memengaruhi
wacana mite-mite yang berkembang di Yunani. Dengan demikian, melalui filsuf
Yunani terjadi pergeseran-pergeseran dan ilmu tidak lagi hanya milik sebuah
komunitas, tetapi ia dapat diakses dan dikembangkan oleh siapapun yang
menghendakinya. Bertens menyebut aspek mite jauh lebih penting dan lebih besar
pengaruhnya atas lahirnya sejumlah filsuf dan karya filosofis di Yunani
dibandingkan dengan dua faktor lainnya. Bahkan bisa jadi semakin banyak mite
dalam suatu Negara atau suatu komunitas masyarakat, semakin besar pula
kecenderungan suatu Negara atau kemunitas masyarakat tersebut melahirkan
sejumlah filsuf dan karya filosofis. Legenda atau mitos diperlukan untuk
menunjang Sistem nilai hidup manusia. Mite dapat member kejelasan tentang
eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar. Bahkan, mite dapat
member kejelasan tentang bentuk hubungan yang baik antara sessama manusia, dan
hubungan antara manusia dengan wujud yang maha tinggi.
B.
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan
1.
Ontologi
Pendidikan
Berbicara
masalah ontology tidak terlepas dari filsafat karena filsafat diperlukan untuk
menjelaskan dasar ontologis dari ilmu, termasuk dalam kajian pendidikan. Aspek
realitas yang dijangkau teori pendidikan melalui pengalaman pancaindra adalah
dunia pengalaman manusia secara empiris. Adapun objek materil dilsafat
pendidikan adalah manusia seutuhnya. Manusia yang lengkap aspek-aspek
kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan
diharapkan melampaui manusia sebagai makhluk sosial mengingat sebagai warga
masyarakat, ia mempunyai cirri warga yang baik (good citizenship) atau
kewarganegaraan yang sebaik-baiknya.
Filsafat
pendidikan merupakan bidang filsafat terapan, bermula dari bidang tradisioanal
filsafat, untuk menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, perkembangan
manusia dan teori kurikulum. Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah studi
filosofis tentang tujuan, proses, alam, cita-cita pendidikan. Filsafat
pendidikan mencakup hal berikut :
a.
Mempelajari
definisi mengasuh dan mendidik
b.
Mendalami
dan mempelajari mengaplikasikan nilai-nilai dan norma-norma lalu diterapkan
melalui Sistem pendidikan dan praktik pendidikan itu sendiri
c.
Mepelajari
batas-batas dan legitimasi pendidikan sebagai disiplin akademis
d.
Mempelajari
hubungan antara teori dan praktik pendidikan pada umumnya.
Pendekatan
ontology atau metafisik menekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini
keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari
keberadaan manusia. Oleh sebab itu, hakikat pendidikan berkenaan dengan hakikat
manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik tidak
terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri.
Tilaar
menjelaskan berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan
atas dua kelopok besar yaitu :
a.
Pendekatan
Reduksionisme
b.
Pendekatan
Holistik Integratif
Dengan
pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontology pendidikan
berakar dari kebutuhan manusia terhadap proses pelatihan kemandirian berfikir,
mandiri mengambil keputusan, mandiri dalam bekerja untuk mempertahankan kehidupannya,
mandiri dalam mengamankan kehormatan dan harga dirinya, dan manusia yang
mengerti tujuan hidup hari ini, besok dan yang akan datang.
2.
Epistemologi
Pendidikan
Epistemology
adalah kata lain filsafat ilmu berasal dari bahasa latin episteme, berarti
knowledge yaitu pengetahuan dan logos berarti Theory. Jadi, epistemology
berarti “teori pengetahuan” atau teori tentang metode, cara, dan dasar dari
ilmu pengetahuan atau studi tentang hakikat tertinggi kebenaran dan batasan
ilmu manusia.
Epistemology
adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan. Dari mana dan bagaimana
pengetahuan diperoleh, menjadi kajian epistemology, sebagai contoh bahwa semua
pengetahuan berasal dari Tuhan.
Berkaitan
dengan pemikiran diatas, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum telah
dikenal oleh orang banyak yaitu :
a.
Kebenaran
religious
Yaitu kebenaran yang memenuhi criteria
atau dibangun berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu, yang
disebut juga dengan kebenaran absolute atau kebenaran mutlak yang tidak
terbantahkan.
b.
Kebenaran
filosofis
Yaitu kebenaran hasil perenungan dan
pemikiran kontemplatif terhadap hakikat sesuatu, meskipun pemikiran intelektual
tersebut bersifat subjektif dan relative tetapi kontemplatif.
c.
Kebenaran
Estetis
Yaitu kebenaran yang berdasarkan
penilaian indah atau buruk, serta cita-cita rasa estetis. Artinya, keindahan
yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang menimbulkan rasa senang,
tenang dan nyaman.
d.
Kebenaran
ilmiah
Yaitu kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat
ilmiah, terutama menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan
bukti. Kebenaran ilmiah ditunjang oleh rasio dan kebenaran rasional berdasarkan
teori yang menunjangnya. Kebenaran ilmiah di validasi oleh bukti-bukti empiris yaitu
hasil pengukuran objektif di lapangan. Sifat objektif berlaku umum, dapat diulang
melalui eksperimentasi, cenderung amoral sesuai dengan apa adanya, bukan apa
yang seharusnya yang merupakan cirri ilmu pengetahuan.
3.
Aksiologi
Pendidikan
Aksiologi
pendidikan berkaitan dengan masalah ilmu dan pengetahuan (kognitio), maksudnya
adalah memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hekikat keberadaan segala
sesuatu yang bersifat fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun yang
khusus.
Aksiologi
pendidikan juga berkaitan dengan aliran-aliran pendidikan yang terus
berkembang. Diantara aliran-aliran pendidikan tersebut adalah sebagai berrikut
:
a.
Positivisme
b.
Renaisans
c.
Humanism
C.
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
1.
Pengertian
Pendidikan
a.
Langeveld
Pendidikan ialah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
b.
John
Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam
dan sesama manusia.
c.
J.J
Rousseau
Pendidikan adalah member kita perbekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
d.
Driyarkara
Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insani
e.
Carter
V. Good
Education :
1)
Pedagogy
is the art, practice, or profession of teaching
2)
The
Sistematized learning or instruction concerning principles and methods of
teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term
education
Pendidikan
ialah :
1)
Seni,
praktik, atau profesi sebagai pengajar
2)
Ilmu
yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas
digantikan dengan istilah pendidikan
f.
Ahmad
D. Marimba
Pendidikan ialah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan ialah :
1)
Usaha
(kegiatan), usaha itu berdifat bimbingan dan dilakukan secara sadar
2)
Ada
pendidik, pembimbing atau penolong
3)
Ada
yang di didik atau si terdidik
4)
Bimbingan
itu mempunyai dasar dan tujuan
5)
Dalam
usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan
g.
Ki
Hajar Dewantara
Pendidik yaitu tutunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar anak-anak mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
h.
Menurut
UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi bagi peranannya
dimasa yang akan datang
i.
Menurut
UU Nomor 20 Th 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2.
Faktor-Faktor
Pendidikan
a.
Adanya
tujuan yang hendak dicapai
b.
Adanya
subjek manusia yang melakukan pendidikan
c.
Yang
hidup bersama dalam lingkungan tertentu
d.
Yang
menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan
D.
Fungsi Dan Peran Lembaga Pendidikan
1.
Lembaga
Pendidikan Keluarga
Peran dan Fungsi Lembaga
Pendidikan Keluarga :
a.
Pengalaman
Pertama Masa Kanak-kanak
b.
Menjamin
kehidupan emosional anak
c.
Menambahkan
dasar pendidikan moral
d.
Memberikan
dasar pendidikan sosial
e.
Peletakan
dasar-dasar keagamaan
2.
Lembaga
Pendidikan Sekolah
a.
Peranan
sekolah dengan melalui kurikulum antara lain :
1)
Anak
didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru
2)
Anak
didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah
b.
Fungsi
sekolah menurut suwarno :
1)
Mengembangkan
kecerdasan dan memberikan pengetahuan
2)
Spesialisasi
3)
Efisiensi
4)
Sosialisasi
5)
Konservasi
dan transmisi cultural
6)
Transisi
dari rumah ke masyarakat
3.
Lembaga
Pendidikan di Masyarakat
a.
Masyarakat
berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
b.
Masyarakat
berperan dalam mengawasi pedidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat
c.
Masyarakatlah
yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun binatang dan sebagainya
d.
Masyarakatlah
yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah
e.
Masyarakatlah
sebagai sumber pelajaran atau labolatorium tempat belajar
E.
Sistem Pendidikan Nasional
1.
Sistem
Pendidikan
Dalam pengertiaan umum,
yang dimaksud dengan Sistem adalah jumlah, keseluruhan dari bagian-bagiannya
yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan
kebutuhan yang telah ditentukan. Komponen atau faktor-faktor Sistem pendidikan
:
a.
Tujuan
Tujuan tersebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk
memberikan arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan.
b.
Peserta
Didik
Fungsinya adalah sebagai objek yang sekaligus sebagai subjek
pendidikan.
c.
Pendidik
Berfungsi sebagai pembimbing, pengaruh, untuk menumbuhkan
aktifitas peserta didik sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan
d.
Alat
Pendidikan
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan
pendidikan
e.
Lingkungan
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat
dalam proses pendidikan. Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan
terjadinya proses pendidikan
2.
Sistem
Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan Nasional
adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan
yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suprasistem
yaitu suatu Sistem yang besar dan kompleks yang didalamnya tercakup beberapa
bagian yang juga merupakan Sistem-sistem.
3.
Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945
mengamanatkan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang. Hal tersebut berarti bahwa system pendidikan nasional dalam
rangka menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang dimaksudkan.
Dalam sejarahnya,
pendidikan di Indonesia pernah memiliki undang-undang yang mengatur tentang
pendidikan secara nasional seperti :
a.
UU
No. 4 Th 1950 tentang Dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah
b.
UU
No. 12 Th 1954 tentang pernyataan berlakunya UU No. 12 Th 1950 dari republik
Indonesia dahulu tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah untuk
seluruh pengajaran di Indonesia
c.
UU
No. 22 Th 1961 tentang perguruan tinggi
d.
UU
No. 14 PRPS Th 1965 tentang majelis pendidikan Nasional
e.
UU
No. 19 PNPS Th 1965 tentang pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila
Pendidikan
Nasional yang di tetapkan dalam UU No. 2 Th 1989 ini mengungkapkan
prinsip-prinsipnya sebagai satu system yaitu :
a.
Yang
berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta
melanjutkan dan meningkatkan pendidikan P4
b.
Merupakan
satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional
yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa demi
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila
c.
Mencakup
jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah
d.
Mengatur
bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama yaitu pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi yang masing-masing pula terbagi
dalam jenjang atau tingkatan
e.
Mengatur
bahwa kurikulum peserta didik dan tenaga kependidikan, terutama guru, dosen,
atau tenaga pengajar merupakan tiga unsure yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan belajar mengajar
f.
Mengatur
secara terpusat (sentralisasi) namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan
pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi)
g.
Menyelenggarakan
satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah
h.
Mengatur
bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
masyarakat berkedudukan serta diperlakukan dengan penggunaan ukuran yang sama
i.
Mengatur
bahwa satuan dan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan masyarakat memiliki
kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan cirri atau kekhususannya
masing-masing sepanjang cirri itu tidak bertentangan dengan pancasila sebagai
dasar Negara pandangan hidup bangsa dan ideologi bangsa
j.
Memudahkan
peserta didik memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan tujuan
yang hendak dicapai serta memudahkannya menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan
Berdasarkan deskripsi tujuan pendidikan Nasional tersebut, kita
dapat melihat beberapa kualifikasi manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki
cirri-ciri sebagai berikut :
a.
Beriman
dan bertakwa terhadap tuha yang Maha Esa
b.
Berbudi
pekerti luhur
c.
Memiliki
pengetahuan dan keterampilan
d.
Memiliki
kesehatan jasmani dan rohani
e.
Memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri
f.
Memiliki
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
4.
Dasar
dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
Fungsi pendidikan Nasional
sebagaimana ditegaskan pada pasal 3 yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional Indonesia jelas termaktub dalam
Alinea IV pembukaan UUD 1945, yaitu :
a.
Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b.
Memajukan
kesejahteraan umum
c.
Mencerdaskan
kehidupan bangsa
d.
Ikut
melaksanakan ketertiban dunia
e.
Mencapai
masyarakat yang adil dan makmur
F.
Demokrasi Pendidikan
1.
Pengertian
dan Pentingnya Demokrasi Pendidikan
Menurut
KBBI demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara
Demokrasi
Pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama didalam berlansungnya proses pendidikan
antara pendidik dan anak didik serta juga dengan pengelola pendidikan.
Manfaat
Demokrasi Pendidikan :
a.
Rasa
hormat terhadap harkat sesama manusia
b.
Setiap
manusia memiliki perubahan kearah pikiran yang sehat
c.
Rela
berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
2.
Prinsip-Prinsip
Demokrasi dalam Pendidikan
a.
Menunjang
tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
b.
Wajib
menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
c.
Mengusahakan
suatu pemenuhan hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran
nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka menembangkan
kreasinya kearah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.
3.
Dasar-dasar
Demokrasi Pendidikan Menurut Islam
a.
Islam
mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu
طَلَبُ
اْلعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
|
||
Artinya
|
:
|
Menuntut ilmu adalah wajib bagi
setiap Muslim laki-laki dan perempuan
|
b.
Adanya
keharusan bertanya kepada ahli ilmu
!$tBur $uZù=y™ö‘r& ÆÏB y7Î=ö6s% žwÎ) Zw%y`Í‘ ûÓÇrqœR öNÍköŽs9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. Ÿw tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ
43.
|
||
Artinya
|
:
|
Dan kami tidak mengutus sebelum
kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui,
|
Dengan
beberapa uraian tersebut jelas sekali bahwa Islam memberikan dasar demokrasi
dalam penyelenggaraan pendidikan karena demokrasi pendidikan itu akan
melahirkan kemajuan-kemajuan yang berarti bagi umat manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengertian
dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
a.
Pengertian
Filsafat
Kata
Filsafat berasal dari bahasa Inggris dan Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Inggris
yaitu Philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani Philein atau Philos dan sofein
atau sophi. Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahsa Arab,
yaitu Falsafah, yang artinya al-hikmah. Philos artinya cinta, sedangkan Sophia,
artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan kebijaksanaan
atau al-hikamah. Orang yang mencintai atau encari kebijaksanaan atau kebenaran
disebut dengan filsuf. Mencari kebenaran dengan pendekatan Filosofis yang
radikal dan kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya yang
dilakukan secara mendalam.
b.
Manfaat
Filsafat dalam kehidupan adalah :
1)
Dasar
dalam bertindak
2)
Dasar
dalam mengambil keputusan
3)
Mengurangi
salah paham dan konflik
4)
Bersiap
siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
5)
Mendalami
konsep yang sudah baku dengan melihat substansinya
6)
Merumuskan
teori atau kerangka pemikiran
7)
Membangun
paham-paham yang mengideologis
8)
Membangun
sikap saling menghargai pendapat satu sama lain dan tidak truth claim
9)
Mengembangkan
pemahaman berbagai persoalan
2.
Pengertian
Filsafat Pendidikan
a.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi pelaksanaan pendidikan
yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, hasil dan hakikat ilmu pendidikan
yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya
b.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara
komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi
dan tujuan pendidikan
c.
Filsafat
pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori-teori
pendidikan
d.
Filsafat
pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses pembelajaran
dikelas dan diluar kelas
e.
Filsafat
pendidikan mengkaji strategi pembelajaran Alternatif
3.
Faktor-Faktor
Pendidikan
a.
Adanya
tujuan yang hendak dicapai
b.
Adanya
subjek manusia yang melakukan pendidikan
c.
Yang
hidup bersama dalam lingkungan tertentu
d.
Yang
menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan
4.
Fungsi
Dan Peran Lembaga Pendidikan
Peran dan Fungsi Lembaga
Pendidikan Keluarga :
a.
Pengalaman
Pertama Masa Kanak-kanak
b.
Menjamin
kehidupan emosional anak
c.
Menambahkan
dasar pendidikan moral
d.
Memberikan
dasar pendidikan sosial
e.
Peletakan
dasar-dasar keagamaan
Peranan
sekolah dengan melalui kurikulum antara lain :
a.
Anak
didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru
b.
Anak
didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah
Fungsi
sekolah menurut suwarno :
a.
Mengembangkan
kecerdasan dan memberikan pengetahuan
b.
Spesialisasi
c.
Efisiensi
d.
Sosialisasi
e.
Konservasi
dan transmisi cultural
f.
Transisi
dari rumah ke masyarakat
Lembaga
Pendidikan di Masyarakat
a.
Masyarakat
berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
b.
Masyarakat
berperan dalam mengawasi pedidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat
c.
Masyarakatlah
yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun binatang dan sebagainya
d.
Masyarakatlah
yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah
e.
Masyarakatlah
sebagai sumber pelajaran atau labolatorium tempat belajar
5.
Sistem
Pendidikan Nasional
a.
Sistem
Pendidikan
Dalam pengertiaan umum, yang dimaksud dengan Sistem adalah
jumlah, keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk
mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan.
Komponen atau faktor-faktor Sistem pendidikan :
1)
Tujuan
2)
Peserta
Didik
3)
Pendidik
4)
Alat
Pendidikan
5)
Lingkungan
b.
Sistem
Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya
untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan
nasional tersebut merupakan suprasistem yaitu suatu Sistem yang besar dan
kompleks yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan
Sistem-sistem.
c.
Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan kepada pemerintah
Republik Indonesia untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Hal tersebut berarti
bahwa system pendidikan nasional dalam rangka menyelenggarakan satu system
pendidikan nasional yang dimaksudkan.
Dalam sejarahnya, pendidikan di Indonesia pernah memiliki
undang-undang yang mengatur tentang pendidikan secara nasional seperti :
1)
UU
No. 4 Th 1950 tentang Dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah
2)
UU
No. 12 Th 1954 tentang pernyataan berlakunya UU No. 12 Th 1950 dari republik
Indonesia dahulu tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah untuk
seluruh pengajaran di Indonesia
3)
UU
No. 22 Th 1961 tentang perguruan tinggi
4)
UU
No. 14 PRPS Th 1965 tentang majelis pendidikan Nasional
5)
UU
No. 19 PNPS Th 1965 tentang pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila
6.
Demokrasi
Pendidikan
a.
Pengertian
dan Pentingnya Demokrasi Pendidikan
Menurut KBBI demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga Negara
Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam berlansungnya
proses pendidikan antara pendidik dan anak didik serta juga dengan pengelola
pendidikan.
Manfaat
Demokrasi Pendidikan :
a.
Rasa
hormat terhadap harkat sesama manusia
b.
Setiap
manusia memiliki perubahan kearah pikiran yang sehat
c.
Rela
berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
4.
Prinsip-Prinsip
Demokrasi dalam Pendidikan
a.
Menunjang
tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
b.
Wajib
menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
c.
Mengusahakan
suatu pemenuhan hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran
nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka menembangkan
kreasinya kearah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.
5.
Dasar-dasar
Demokrasi Pendidikan Menurut Islam
a.
Islam
mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu
طَلَبُ
اْلعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
|
||
Artinya
|
:
|
Menuntut ilmu adalah wajib bagi
setiap Muslim laki-laki dan perempuan
|
b.
Adanya
keharusan bertanya kepada ahli ilmu
!$tBur $uZù=y™ö‘r& ÆÏB y7Î=ö6s% žwÎ) Zw%y`Í‘ ûÓÇrqœR öNÍköŽs9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. Ÿw tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ
43.
|
||
Artinya
|
:
|
Dan kami tidak mengutus sebelum
kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui,
|
Dengan
beberapa uraian tersebut jelas sekali bahwa Islam memberikan dasar demokrasi
dalam penyelenggaraan pendidikan karena demokrasi pendidikan itu akan
melahirkan kemajuan-kemajuan yang berarti bagi umat manusia.
B.
Saran
Diharapkan dengan tersusunnya makalah
ini dapat dijadikan suatu pedoman dalam menambah wawasan dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga bisa berguna bagi diri pribadi dan masyarakat,
bukan hanya teori tetapi harus diaplikasikan dalam kehidupan terutama pada
proses pengajaran Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Idris, Zahara. (1991) Dasar-dasar
Kependidikan. Padang : Angkasa Raya.
2.
Mulyasa, E. (2003) Kurikulum
Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
3.
Rachman, Arief. (2007) Home-Schooling:
Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
4.
Redja Mudyahardjo. (2001) Pengantar
Pendidikan : Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan
Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa 3
5.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003)
Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
6.
Tim MKDK IKIP Surabaya. (1995) Pengantar
Pendidikan : Bagian I. Surabaya : University Press IKIP Surabaya.
7.
________________________ (1995) Pengantar
Pendidikan : Bagian II Surabaya : University Press IKIP Surabaya.
8.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, S.N.
(2005) Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
9.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Visimedia.
10. Salahudin,
Anas, Drs., M.Pd., Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia
11. Wens
Tanlain,Dkk., Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Gramedia, Jakarta 1989
12. Beni
Ahmad Saebani dan Hendra Achdiyat, Ilmu Pendidika Islam jilid 1. Bandung
: Pustaka Setia
13. Tedi
Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam,Bandung : Pustaka Bani
Quraisy
14. Ahmad
D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Bandung : Al-Ma’arif,
1980
15. Atang
Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, Bandung : Pustaka
Setia, 2008
16. Cecep
Sumarna, Filsafat Ilmu, Bandung : Pustaka Bani Quraisy
17. Robert
W. Richey, Planing For Teaching an Introduction to Education,Mc. Graw
Hill Book Coy, New York 1968
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan kesehatan
kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan
makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas Persentasi Kelompok mata kuliah Dasar-dasar
Pendidikan.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau pun
yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
makalah ini, agar di masa yang akan datang kami bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi. Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna kami
berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata
pengantar dari kami atas perhatian para pembaca sekalian kami mengucapkan terima
kasih.
Kuningan, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................
i Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah............................................................................
1
B.
Batasan
Masalah........................................................................................
2
C.
Tujuan
yang Ingin dicapai.........................................................................
2
D.
Metode
Yang Digunakan..........................................................................
2
E.
Sistematika
Penulisan................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan............................... 3
1.
Pengertian Filsafat..............................................................................
3
2.
Pengertian Filsafat Pendidikan..........................................................
6
3.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan..................................................
7
4.
Dorongan Sejarah Filsafat Yunani terhadap Filsafat
Pendidikan...... 9
B.
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan................................. 10
1.
Ontologi Pendidikan.......................................................................... 10
2.
Epistemologi Pendidikan................................................................... 12
3.
Aksiologi Pendidikan......................................................................... 13
C.
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan................................................................... 13
1.
Pengertian Pendidikan....................................................................... 13
2.
Faktor-faktor Pendidikan................................................................... 15
D.
Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan................................................... 15
1.
Lembaga Pendidikan Keluarga ......................................................... 25
2.
Lembaga Pendidikan Sekolah............................................................ 16
3.
Lembaga Pendidikan di Masyarakat.................................................. 16
E.
Sistem Pendidikan Nasional..................................................................... 16
1.
Sistem Pendidikan.............................................................................. 16
2.
Sistem Pendidikan Nasional............................................................... 17
3.
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia.............................................. 18
4.
Dasar-dasar dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional........................ 20
F.
Demokrasi Pendidikan............................................................................. 20
1.
Pengertian dan Pentingnya Demokrasi Pendidikan........................... 20
2.
Prinsip-prinsip demokrasi dalam Pendidikan..................................... 21
3.
Dasar-dasar Demokrasi Pendidikan Menurut Islam........................... 21
BAB III PENUTUP
A.
Penutup..................................................................................................... 22
Daftar Pustaka....................................................................................................... iv
bagus nona, tingkat kreativitas anda
BalasHapusmaangat membantuterinya komplit.Trima Kasih Ya ..s
BalasHapus